BALI, DEPOSTBALI
Meski mayoritas penduduk Bali beragama Hindu, di Bali juga ada penduduk yang memeluk agama lain, bahkan sampai ada kampungnya yakini penduduk beragama Islam.
Toleransinya sangat dijaga di kampung ini, Masyarakat kian harmonis karena Agama mayoritas dan minoritas tersebut berdampingan selaras dan tidak membedakan.
Baca juga: Film Korea The Flu, Serangan Wabah Virus H5N1 yang Melumpuhkan Sebuah Kota di Korea
Baca juga: Resep Bubur Mengguh, Bubur Khas dari Bali yang Cocok untuk Menu Sarapan Pagi
Kedua agama ini berdampingan tanpa membedakan, saling mencintai dan menjaga serta berjalan beriringan mencapai ridho semesta.
Inilah daftar kampung muslim di Bali yang perlu kamu ketahui.
1.Kampung Loloan
Kampung ini identik dengan kampung Melayu. Baik dari segi bahasa maupun bangunan. Arsitektur rumah panggung berbeda dari rumah di Bali pada umumnya.
Sayang, untuk rumah panggung mungkin tidak sebanyak dulu.
Di kampung Loloan berdiri pesantren yang sudah berdiri lama.
Pesantren Mambaul Ulum namanya. Konon, pesantren ini tertua di Bali dan mempunyai santri yang tidak sedikit.
Kampung Loloan terdiri dari tiga wilayah yang berbeda-beda.
Yaitu Loloan Selatan, Loloan Barat dan Loloan timur.
Masing-masing wilayah berbeda kepercayaan. Namun satu dengan lainnya tidak pernah menunjukkan identitas pribadi agamanya dan melemahkan agama lain. Mendirikan masjid di sini tidak dipersulit walaupun juga berdekatan dengan pura dari pemeluk agama Hindu.
Baca juga: 7 Deretan Film Terbaik dan Terbaru Aktor Ganteng asal Thailand Mario Maurer, yang Wajib Kamu Tonton
Baca juga: keindahan Pantai Seminyak dengan Banyak Spot Wisatanya yang Mempesona
Baca juga: Waspadalah, Ini Dia Ciri-Ciri Tubuh Anda di Kuasai Jin
Di kampung Loloan Bali ini terdapat tradisi ngeruwah yang berarti kirim doa ampunan atau kirim pahala amal sholeh dengan sedekah dan kalimat-kalimat thoyyibah.
Tradisi ini tidak pernah mendapat pertentangan oleh warga Loloan di sekitar.
Karena mereka saling memberikan ruang ibadah masing-masing.
2.Kampung Kecingcang, Karangasem
Sejak dulu, keharmonisan di kampung Kecicang Islam, Karangasem berjalan dengan baik.
Hubungan mereka dengan warga Bali yang menganut agama Hindu tidak ada yang saling membedakan.
Ambil contoh saat perayaan Idulfitri. Bagian keamanan adat atau sering disebut pecalang ikut mengamankan proses berjalannya salat Idulfitri. Begitu juga sebaliknya. Saat hari raya Nyepi, umat Islam ikut melakukan pengamanan, supaya umat Hindu bisa tenang menjalaninya.
Baca juga: Info Kesehatan, Inilah Minuman yang Memiliki Manfaat untuk Membersihkan Ginjal
Baca juga: 5 Minuman Khas Bali, yang Wajib Anda Coba Rasa dan Kesegarannya yang Aromatik
Baca juga: Menguak Desa Trunyan, Desa Mistis yang kental akan Adat Tradisi dengan Keunikan Budayanya
Di Bali ada tradisi yang sering dinamakan ngejot. Yakni berbagi makanan, buah-buahan kepada tetangga atau sekitar sebagai wujud rasa terima kasih.
Di kampung ini juga sering mengadakan tradisi tersebut.
Umat Hindu memberikan makanan kepada umat Islam.
Lalu ketika umat Hindu merayakan Nyepi, umat Islam secara bergantian memberikan hadiah makanan.
3.Kampung lebah Klungkung
Dinamakan kampung lebah karena berasal dari kata lebah. Di kampung lebah ini berdiri rumah ibadah umat muslim bernama masjid Al Hikmah. Konon Raja Klungkung sendiri juga ikut berperan dalam pembangunan masjid ini.
Warga kampung Lebah menjunjung tinggi toleransi saat berdampingan dengan masyarakat Hindu.
Saat acara Nyepi, toleransinya sangat dijunjung di sini. Mereka memberikan ruang bagi masyarakat Hindu untuk melaksanakan ibadah Nyepi.
Demikian pula sebaliknya. Masyarakat Hindu juga bertolerasi menjaga keamanan kampung muslim setempat saat salat Idulfitri.
Baca juga: Info Kesehatan, Kamu Wajib Tahu Sayuran yang Mengandung Cacing Pita
Baca juga: Resep Makanan Enak, Cara Membuat Klepon Ubi Ungu yang Dapat Menemani Waktu Bersantai
4.Kampung Pegayaman, Buleleng
Di sini, terlihat simbol-simbol adat Bali seperti Subak, banjar dan seka masih dilestarikan di warga muslim. Kehidupan sehari-hari mereka memang seperti warga Bali pada umumnya.
Perbedaannya jelas hanya pada rumah ibadah.
Urusan nama juga terkesan unik. Misalnya Ketut abdullah, Nyoman Achmad Syaiful.
Nama-nama ini penggabungan nama Bali dan Islam. Dengan menggabungkan kedua unsur muslim dan Hindu ini tidak membatasi ruang gerak mereka.
Justru nama ini dianggap sebagai peleburan rasa cinta akan budaya dan pengakuan identitas kemuslimannya.
Baca juga: Inilah Fakta Unik Tentang Bali yang Belum Kamu Tahu
Baca juga: Air Terjun Taman Beji Griya, Objek Wisata Spiritual di Bali dan Tersembunyi
Baca juga: Beji Griya Waterfall, a Hidden and Spiritual Tourist Attraction in Bali
5.Kampung Gelgel
Sama-sama dari Klungkung. Kampung Gelgel dipercaya menjadi kampung Islam tertua di Bali. Sejarah Islam bermula ketika Raja Gelgel Ketut Dalem Plesir mengadakan perjalanan ke Majapahit.
Saat kembali ke Klungkung, raja dikawal prajurit Majapahit dan diizinkan menetap. Mereka menikahi penduduk setempat dan menyebarkan agama Islam hingga sekarang.
Di kampung Gel-gel juga mempunyai nilai toleransi yang juga tak jauh berbeda dengan kampung Lebah.
Baca juga: Resep Makanan Enak, Cara Membuat Rendang Daging Sapi Empuk Anti Gagal
Saat Ramadan, ada tradisi ngaminang yang berarti makan bersama saat berbuka puasa.
Semua lapisan masyarakat mengantar sagi, yaitu sebuah nampan besar yang berisi nasi, lauk pauk, kerupuk, buah dan minuman kemasan.
Tradisi ini selalu ada pada saat Ramadan. Kerukunan dan toleransi dalam ngaminang membentuk pola pikir yang selalu mengedepankan nilai kemanusiaan.
Rasanya sangat wajar jika Keunikan budaya Bali yang penuh dengan toleransi di referensi kan sebagai miniatur "Bhinekha Tunggal Ika" .(NN)
Baca juga: Tulang Hewan yang Disembelih Ternyata Makanan Jin Muslim
Baca juga: Keindahan Pantai Padang Padang Uluwatu di Bali dengan Pesona Alam yang Eksotis