Percakapan Mata, Dalam Diam Kita Tak Berdiam

Pendidikan —Sabtu, 23 Oct 2021 23:59
    Bagikan  
Percakapan Mata, Dalam Diam Kita Tak Berdiam
Percakapan Mata, Dalam Diam Kita Tak Berdiam/Pinterest

DEPOSTBALI

Oleh: Amir Machmud NS


PERCAKAPAN MATA

bilah tajamkah yang menyayatku
atau matamu jadi sembilu
menusuk berkata-kata
pasti tentang makna
lantaran pijar tak lagi bicara
dan cahayanya membiarkan
hanya pendar yang bercakap riuh arti

katakanlah apa katakan
dalam diam kita tak berdiam
matamu cukup berkisah panjang
tentang bahasa mataku
kau bilang pernah melukai jantungmu
padahal hanya dengan sinar buram
mengiris sayat hati temaram

mata kita bercakap hari ini
merawat ceritera yang tersimpan
terbaca dari pustaka kornea
di kedalaman rongga yang tawar menyiksa
yakinkah kau mengirim bahasa
yang menegas bukan hanya isyarat?

dari mataku bacalah bahasa
aku tak perlu lagi bicara
cukup dengan sekeping rasa
pilihan menjadi percakapan

mata dan hati tak lagi menipu
hati dan mata tak lagi ke mana.
(2020)

PERCAKAPAN RASA

kutahu cukup dengan rasa
kupaham cukup dengan secuil makna
kita bertali dengan bahasa
kita merasai dengan puisi
antarlah larut mengantar larut jiwa
dan kita meraba hati

tahukah kau cukup dengan rasa
sampai pula pesan jingga
pahamkah kau cukup mendapat makna
sebiji zirah menitip kisah
takkan kubenam ke lelarut hidup

percakapan menyayat kata
pisaumu mengiris tipis
pisauku tumpul memaksa
rasa menumpuk luka
kaubilang ini lukamu
kubilang ini lukaku
dengan rasa saling meluka

rasa merasai perasaanmu
rasa terasai perasaanku
bahasa rasamu membahasakanku
bahasa rasaku membahasakanmu

lewat mata tak perlu berkata-kata
lewat kata tak harus menata mata
toreh sajalah dan tinggalkan
puisi yang melantun kecapi sendu...
(2020)


dengan bahasa mata
kita percakapkan rasa
hati muaranya
menyimpan semua
huruf, titik, koma
dan kalimat tertera

kau luapkan semua
tanpa mata tanpa rasa
kuyakin hati tahu
ada detak lebih menguar
di semua kulit dan sendi
di hidup menandaskan
ada bahasa lebih memancar

hati membahasakan
rasa mengungkapkan
mata menyinarkan
kulangkahkan keyakinan
tentang semurni-murninya
percakapan

kaupaham yang kupaham
kupaham yang kaupaham
serasa mantera menghunjam.
(2020)


-- Amir Machmud NS, penyair dan wartawan yang tinggal di Semarang. Puisi-uisinya tersebar di berbagai media dan antologi bersama. Empat antologi tunggalnya telah terbit, yakni Tembang Kegelisahan (2020), Percakapan dengan Candi (2021), Kematian, Setiap Kali (2021), dan Dari Peradaban Gunadarma (2021). Dilansirdari : depostjogya


Editor: Erica Regina F
    Bagikan  

Berita Terkait