DEPOSTBALI
Baik sahabat DEPOSTBALI, kali ini akan mengulas sepintas tentang Sancang. Bagi masyarakat Sunda tak akan asing lagi dengan nama "Sancang". Karena hutan di ujung selatan Garut itu dilegendakan sebagai tempat "tilem" (menghilangnya) Maha Raja Padjajaran, Sri Baduga Maha Raja atau Prabu Siliwangi. Secara mistis pun dikenal dengan Harimau Sancang yang dianggap jelmaan Sang Prabu Siliwingi, termasuk tempat menaikan ilmu kedigjayaan dan kanuragan yang tersebar di berbagai tempat. Ada sancang satu sampai sancang sembilan sesuai tempat mencari ilmu.
Konon menurut sejarah yang beredar secara turun temurun Leuweung Sancang erat dikaitkan dengan tempat menghilangnya Prabu Siliwangi yang menjadi kebanggan masyarakat Jawa Barat. Siliwangi adalah nama seorang raja di tanah Pasundan, yaitu Prabu Siliwangi yang memerintah Padjadjaran. Kerajaan Padjadjaran merupakan kerajaan Hindu terbesar di Jawa Barat.
Baca juga: Quartararo Menjadi Juara Kelas atas Sepeda Motor Grand Prix Prancis Pertama
Baca juga: Beberapa Manfaat Air Hujan Untuk Tanaman
Dan Prabu Siliwangi termashur sebagai raja bijaksana yang memiliki seorang istri bernama Dewi Kumalawangi. Beliau dikaruniai seorang putri Dewi Rarasantang serta dua orang putra Raden Walangsungsang dan Raden Kiansantang yang terkenal sakti dan kebal terhadap senjata apapun. Menurut sejarah, Raden Kiansantang memeluk agama Islam dan menetap di daerah Godog sampai meninggal dunia dan dimakamkan di makam Godog Garut, Jawa Barat.
Menurut sejarah yang mungkin terjadi penyimpangan karena dituturkan dari mulut ke mulut, Raden Kiansantang yang terkenal sakti belum pernah menemukan orang yang mampu melukai tubuhnya. Padahal ia ingin sekali melihat darahnya mengalir.
Sampai pada suatu hari, ia memohon kepada ayahnya agar dicarikan lawan hebat. Prabu Siliwangi mengabulkan permohonan Raden Kiansantang, Beliau meminta bantuan para ahli nujum untuk menemukan siapa dan di mana orang sakti yang dapat mengalahkan putranya, Raden Kiansantang. Mereka tidak bisa menunjukkan orang yang bisa mengalahkan Raden Kiansantang.
Baca juga: Keindahan Bukit Wairiding di Pulau Sumba
Baca juga: Resep Membuat Cumi Sambal Ijo
Begitupun dengan nama Sancang, diyakini memiliki arti "Sa" artinya "Sarasa urang, rasa urang ka batur, rasa batur ka urang (Satu rasa kita, rasa kita ke orang lain dan rasa orang lain ke kita)", serta kata "Cang" artinya menggantungkan diri ke yang maha memiliki yakni Allah SWT. Jadi Sancang berarti bagaimana manusia saling merasakan perasaan manusia dengan manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhannya. Maka itulah "Sancang".