BALI, DEPOSTBALI
Lombok yang sudah terkenal dengan sejuta ragam keindahan dan keelokan alam dan masyarakatnya membuat satu dari beragam desa di sana juga turut dikenal dengan bai. Benar, di kawasan Lombok ada sebuah desa yang terkenal akan potensi pariwisatanya terutama desa ini sendiri telah dihuni oleh suku asli Sasak Sade Lombok, yang mana mereka adalah kelompok masyarakat yang masih sangat memegang teguh nilai-nilai adat dan kepercayaan, termasuk budaya dan prinsip leluhur dengan penuh.
Kalau nanti setelah pandemi berakhir Sobat berkunjung ke Lombok, tentu boleh dong ya barang singgah sebentar di desa Sade ini. Sebab, nyatanya nih ya Sobat, bahwa desa tradisional sade ini sendiri juga merupakan satu dari beragam desa lainnya yang ada di kawasan Lombok yang benar-benar memang cukup tua alias sudah berdiri semenjak 600 tahun yang lalu, bahkan karena itu juga desa Sade ini kemudian ditetapkan oleh pemerintah sebagai desa wisata di tahun 1989. Keren kan yak?!
Baca juga: Resep Membuat Pancake Mudah dan Enak
Baca juga: Ternyata Kulit Sayuran Banyak Manfaatnya Loh!
Dulunya sih diyakini bahwa masyarakat sekitar di sana menganut kepercayaan ”wektu telu” lias tiga waktu yang mana maksudnya adalah bahwa suku di desa ini melaksanakan sholat hanya dalam tiga waktu. Namun tentu, saat sekarang, masyarakat suku Sasak Sade ini sudah banyak yang menganut agama Islam secara penuh.
Tahu nggak nih Sobat bahwa dengan luas desanya yang sektiar 5,5 Hektar ini nyatanya di sini tuh ada banyak bangunan tradisional lho, Sobat! Dan jumlah bangunan tradisionalnya itu ternyata hampir atau bahkan lebih atau ya sekitar 150 buah lho! Dan yap, tiap rumahnya itu di sini dihuni oleh satu kepala keluarga, dan dengan jumlah total penduduk Desa Sade sendiri ialah kurang lebih mencapai 700 penduduk.
Nah, sisi unik dari suku Sasak Sade ini nyatanya cukup menarik lho Sobat buat diketahui dan dipelajari. Sebab sisi uniknya ini tentu tidak akan bisa kita temukan di kelompok masyarakat adat atau suku tradisional lain. Misalnya nih ya, itu dilihat dari bangunan masyarakat adat setempat dimana bangunan di sana itu sangat sangat sangat khas sekali.
Baca juga: Kisah Rumah Sakit Kristen Tayu yang Terbengkalai
Baca juga: Kisah Hantu Sundel Bolong yang Menyeramkan
Dengan bangunan yang berdinding anyaman bambu serta beratap rumbia kering plus dengan perpaduan tiang kayu membuat konstruksi bangunan alias rumah adat ini tuh benar-benar terkesan sejuk pada siang hari namun tetap hangat pada malam hari yang dingin lho. Huihhh, keren parah!
Dan nyatanya nih, untuk bangunan rumah di Desa Sade ini sendiri ternyata ada tiga jenis lho kalau digolongkan berdasarkan tujuan penggunaannya alias peruntukannya, yaitu ada bale bonter, ada juga namanya bale kodong, terus ada yang pula namanya bale tani.
Nah, kalau untuk ”bale bonter” sendiri ini tuh diperuntukkan bagi para pejabat desa alias tempat tinggal para pejabat di desa itu biasanya akan ditetapkan di sini. Sedangkan untuk ”bale kodong” sendiri itu lebih diperuntukkan bagi tempat tinggal orang atau pasangan yang baru menikah di sana (istilah kerennya ya manten baru lah ya), atau ya untuk bale kodong ini juga bisa ditujukan sebagai tempat tinggal bagi orang tua yang hanya ingin menghabiskan waktu senjanya saja. Kalau yang terakhir itu ”bale tani”, nah itu lebih dikhususkan untuk tempat tinggal bagi keluarga atau pasangan yang sudah memiliki anak atau ya keturunan gitu.
Baca juga: Resep Seblak Enak yang Bisa Kalian Buat Dirumah Saat Kedinginan
Baca juga: Bandung Punya Beberapa Hotel Mewah ala Eropa yang Wajib Kalian Kunjungi
Keren yaa, Sobat! Kapan-kapan kita main lah ya di bale kodong. Hehehe, tapi bawa pasangan halal juga kali. Atau kalau Sobat ingin langsung menikmati masa tua hmm, boleh juga sih. Good idea!