Perkembangan Seni Tari Nusantara yang Melegenda

Travelling —Rabu, 18 Aug 2021 16:39
    Bagikan  
Perkembangan Seni Tari Nusantara yang Melegenda
Perkembangan Seni Tari Nusantara yang Melegenda/Pinterest

BALI, DEPOSTBALI

Seni tari merupakan hasil ekspresi jiwa yang diungkapkan melalui gerakan anggota tubuh manusia yang sudah diolah secara khusus. Jadi, gerakan seni tari berbeda dengan gerakan keseharian. Tari merupakan bentuk fungsional bagi masyarakat.

Tema dan pengungkapan lewat gerak tidak terpisahkan dari kepentingan menyeluruh. Biasanya penyajian tari terkait dengan upacara ritual yang bersifat magis dan sakral.

Baca juga: Tips Memilih Kacamata untuk Berbagai Bentuk Wajah

Baca juga: Warna Busana dan Accessories yang Cocok Bagi Wanita yang Memiliki Warna Kulit Gelap


Berbicara tentang perkembangan, tentunya kita berbicara tentang tradisi. Keberadaan seni tradisi, seperti yang dianalogikan oleh I Made Bandem (2004) bahwa seni diibaratkan sebagai benda kuno, antik, dan semakin lama semakin sulit ditemukan.

Kadang benda-benda itu lupa untuk dilihat, jauh dari perhatian, apalagi untuk dihargai. Benda itu tetap pada tempatnya, tak tersentuh hingga akhirnya berdebu atau mungkin berlumut, dan parahnya tergusur eksistensinya dan hancur tak berbekas.

Namun jika benda seni ini bertemu dengan orang yang benar-benar cinta akan keantikan, maka benda ini akan dipungut, dibersihkan, digosok hingga mengkilap dan menjadi benda mahal.

Baca juga: Ramalan Zodiak Besok Kamis 19 Agustus 2021, Capricorn dan Leo Harus Mengeluarkan Keputusan

Baca juga: Resep Makanan Enak, Cara Membuat Tumis Buncis Udang Saus Tiram


Di lain hal, pencinta benda antik ini biasanya akan mencari tahu asal muasal benda tersebut. Benda-benda antik biasanya menyimpan berbagai informasi tentang proses penciptaan maupun fungsinya. Sejarah, nama, kegunaan hingga keunikan apa yang dimilikinya hingga menjadikannya sangat menarik.Begitulah seni tradisi.

Analogi yang sederhana tersebut sebenarnya belum mampu mewakili tantangan kompleks yang harus dihadapi seni tradisi. Apalagi ketika dihadapkan oleh era globalisasi yang menghadirkan kenyataan tentang perubahan di segala sektor, cepat ataupun lambat.

Sebuah era yang menuntut kesiapan manusia multidimensional: fisik, mental, intelektual, spriritual, kultural, politik, ekonomi dan sebagainya. Kondisi ini tidak datang dengan tibatiba, kita bisa menyikapi kondisi multidimensional ini dengan berbagai persiapan, melalui masyarakat dan juga dunia pendidikan.

Baca juga: Ikatan Cinta Malam Ini Rabu 18 Agustus 2021, Keluarga Alfahri Merayakan Hari Kemerdekaan RI

Baca juga: Delicious Food Recipes, How to Make Klepon Martapura with a Sweet Taste

Baca juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Rabu 18 Agustus 2021, Aries dan Cancer Pasrah dengan keadaan

Karya tari jaman prasejarah merupakan sesuatu yang digunakan untukk mencapai tujuan tertentu. Tari dianggap sebagai dari daur kehidupan. Hal ini terkait dengan aliran kepercayaan masyarakat zaman itu yang masih menganut animisme dan dinamisme.

Tari-tari yang dilakukan pada zaman itu merupakan salah satu bentuk pengharapan. Misalnya pada saat kelahiran anak, sebelum melakukan pemburuan, meminta hujan, sebelum berperang, dan sebelum bercocok tanam, untuk meminta kesuburan

Jenis seni tari

Baca juga: W.R. Supratman, Pahlawan Pencipta Lagu Indonesia Raya

Baca juga: Desa yang Hilang di Danau Anjikuni Kanada


-Tari Daerah (Tari Rakyat) Tarian yang lahir dari masyarakat biasa sebagai lambang kegembiraan dan rasa suka cita. Tarian yang lahir dari kebudayaan lokal. Tarian ini menjadi tradisi, karena kebiasaan masyarakat sekitar yang merasakan suka cita bersama berkumpul merayakan dan menari. Tari rakyat tidak memiliki aturan-aturan yang tertulis dan baku sehingga bentuk tariannya sangat bervariasi. Contoh, tari Piring, Tayub, Lengger, Orek-orek, dan Joget.

-Tari Tradisional (Tari Klasik) Tarian yang lahir dari kaum bangsawan atau dari dalam keraton dan lahir pada zaman raja-raja. Tarian jenis ini hanya berkembang di lingkungan tertentu, bahkan masyarakat biasa dilarang menarikannya. Tari tradisional (klasik) memiliki aturan-aturan yang tertulis, karena dikembangkan secara turun temurun di lingkungan keraton (Jawa). Contoh, seperti tari Bedaya, Srimpi, Gathotkaca Gandrung, Bondabaya, dan Bandayuda.

Baca juga: Resep Minuman Segar, Cara membuat Taro Milk Tea Menghilangkan Dahaga

Baca juga: Inilah Penjelasan Hari Minggu Ditetapkan Sebagai Hari Libur

-Tari Kreasi Baru (Modern) Tarian kreasi baru ini tarian yang tidak terikat aturan-aturan tradisi atau daerah tertentu. Tarian ini diolah dengan konsep dan ide yang baru sesuai dengan unsur yang ada. Unsur tersebut adalah gerak tubuh (sebagian atau keseluruhannya), ritme (irama), bentuk (pola), dan ruang (space). Contoh seperti tari Kupu-Kupu, Merak, Roro Ngigel, Ongkek Manis, Manipura, dan Roro Wilis.(Rin)

 

Editor: Putri
    Bagikan  

Berita Terkait