Anak yang Terbiasa Menjadi Sasaran Kemarahan Orang Tuanya Akan Menjadi Pribadi yang Lebih Tertutup

Kesehatan —Minggu, 27 Jun 2021 10:20
    Bagikan  
Anak yang Terbiasa Menjadi Sasaran Kemarahan Orang Tuanya Akan Menjadi Pribadi yang Lebih Tertutup
Anak yang Terbiasa Menjadi Sasaran Kemarahan Orang Tuanya Akan Menjadi Pribadi yang Lebih Tertutup (foto:unsplash)

BALI, DEPOSTBALI

Setiap pasti pernah emosi karena situasi yang dihadapinya. Kemarahan yang terjadi kepada anaknya, itu akan membuat anaknya mengalami stress mental sehingga pribadi mereka akan lebih tertutup.

Kemarahan yang terjadi membuat anak memikirkan sesuatu agar hidupnya lebih menyenangkan. Ketika anak memikirkan sesuatu dia hanya akan diam bahkan semua yang dia alami dan dia rasakan tidak akan pernah dia ceritakan kepada orang tuanya.

Baca juga: Ramalan Zodiak Besok Senin 28 Juni 2021, Aquarius Mengalir, Taurus Positif Thingking

Baca juga: 5 Types of Food that Have Existed Since the Colonial era Zaman

Biasanya anak selalu menirukan apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Sehingga seorang anak akan berperilaku sama kepada orang tuanya seperti perlakuan orang tuanya kepada anaknya.

Hal itu dilakukan karena anak tidak nyaman dengan perlakuan tersebut. Meskipun Setiap orang tua memiliki metode yang berbeda-beda dalam mendidik anak. Ada yang memilih untuk mendidik dengan penuh kelembutan, namun ada banyak orang tua yang memilih untuk memarahi anak hampir setiap hari.

Baca juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Minggu 27 Juni 2021, Pisces Bosan, Sagitarius Sendirian

Baca juga: Nusa Penida, a Tourist Attraction in Bali with a Vast Ocean Phenomenon

Marah merupakan hal yang wajar, itu salah satu bentuk emosi dasar seseorang. Namun akan menjadi tidak wajar jika marah diekspresikan dengan cara yang berlebihan bahkan berujung pada tindakan fisik seperti mencubit, memukul, menendang, dan tindakan negatif lainnya.

Anak yang sering dimarahi orang tuanya akan mengubah psikis anak jadi lebih tertutup. Ia mungkin memikirkan banyak hal ajaib di kepalanya, namun sang anak enggan untuk bercerita dan lebih memilih memendamnya sendiri karena ia takut disalahkan. Maka jangan heran jika melihat sang buah hati cenderung menarik diri dari lingkungannya dan menjadi anak yang anti sosial.

Baca juga: Menguak Mitos Hantu Kuyang di Kalimantan yang Melegenda

Baca juga: Sistem Operasi Windows 11 Akan Menjadi Sistem yang Dapat Mengakses Aplikasi Android

Dari pada menuntut buah hati untuk menjadi anak yang terbuka, lebih baik cobalah untuk mengajak anak melakukan hal yang positif seperti pergi ke taman bermain, berolahraga bersama, mengikuti les melukis, atau hal apapun yang ia sukai agar ia dengan perlahan mulai terbuka.

Editor: Putri
    Bagikan  

Berita Terkait