DEPOSTBALI,- Namun, tiba-tiba…. “BRAAAKKKKK!!!” pintu kamar Sri dihantam oleh sesuatu yang sangat keras.
Setelah gebrakan itu, suara tertawa yang pernah Sri degar muncuk lagi. “Cah GOBLOK, Nyowomo iku sampe sipore she, tak kandani, jumat kliwon, pikirno iku yo ndok, PIKIRNO OMONGANKU1! (Anak bodoh, nyawamu itu sampe mana sih, tak kasih tau, jumat kliwon, pikirkan itu, pikirkan!!!)."
Sri hanya meringkik, ia tidak mau menjawab siapapun itu. “Sri nek kate tilem, liline di oateni yo (Sri kalau sudah mau tidur, lilinnya dimatikan dulu ya)."
Saat itu juga, lilin itu mati dengan sendirinya. Kegelapan itu menenggelamkan Sri dalam tangisan ketakutan tergila. “Dela uo marani awakmu mambengi (Dela juga datangin kamu semalam)," tanya Dini. Ia tengah sibuk membasuh baju di sumur belakang. Sri yang baru tiba hanya mengangguk dan duduk disampingnya.
“Nek wes bengi, Dela kumat, jare mbah, ngunu (Kalau malam tiba, Dela kumat kata si Mbah)."
“Si mbah sing ndudui awakmu (sim bah yang kasih tau kamu)."
“iyo, awakmu ga di dudui ngunu (emangnya kamu gak dikasih tau)."
Sri tidak menjawab pertanyaan itu. Ia hanya melihat air mengalir yang ada di hadapannya. “Jumat kliwon,” kata Sri tiba-tiba. Dini mengangguk, rupanya ia tahu.
Baca juga: Quinoa, Tanaman Biji-bijian yang Kaya Akan Manfaatnya
Siang itu, mbah memanggil Sri dan Dini. Mereka melihat Dela yang tengah duduk sendirian, ia seperti sibuk dengan suaranya sendiri.
“Dela lahir neng kene, mangkane gak tak perlakono kouo nang alas kui, nang kene wes tak pasang payun penduso ben sudut omah (Dela lahir disini, makanya saya tidak perlakukan dia seperti saat tinggal di hutan. Setiap sudut rumah ini sudah saya pasang payung untuk orang meninggal. Jadi jangan khawatir)."
Mbah Tamin mengisap rokoknya dan menghembuskannya perlahan, “Masalahe sak iki nang kene (Masalahnya, sekarang disini)."
“Mene, kemis legi, aku arep jakok tolong nang awakmu, Dini, Tolong. Golekno nang ndi oeoatane disingitno, isok (Besok, kemis legi, saya mau minta tolong, bisa kamu caritahu dimana jimat itu disimpan)."
“Jimat sing kanggo nyantet Dela”.
Benar, dimalam itu, Sri dan Dini masuk ke kamar si mbah. Di sana ia bisa melihat banyak tergantung kepala kerbau yang dipasang di tembok. Selain itu, kamar mbah Tamin banyak dihiasi kain merah. Bau kemenyan tercium sampai menusuk hidung. Mbah Tamin kemudian melangkah masuk.
Ia menyuruh Dini duduk didepannya dan membiarkan Sri berada di samping Dini. “Awakmu bakal ndelok kebon tebu, golejno wong sing mok temoni nang kunu, tutno nang ndi wong iku engjok longgoh (Nanti kamu akan melihat kebun tebu. Dina, ada orang. Cari dan ikuti dia sampai ia duduk di sebuah tempat)."
Siapa orang yang dimaksud?* (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)
Baca juga: Rekomendasi Motor Irit Bahan Bakar