DEPOSTBALI-, Atlet sepak bola amputasi Indonesia, Aditya eks Persib Bandung menceritakan kisahnya mengapa dia tetap bermain meski dengan satu kaki.
Timnas Amputasi Indonesia kembali berhasil membawa harum nama Indonesia. Di mana, Aditya dan koleganya berhasil menjadi juara di ajang Artalive Challenge Cup (ACC) 2023 yang diselenggarakan di Malaysia.
Aditya yang juga eks Persib Bandung itu turut serta andil dalam mengantarkan Timnas Amputasi Indonesia itu meraih juara.
Dalam pertandingan final, Indonesia berhasil mengalahkan Malaysia yang notabene sebagai tuan rumah dengan skor 2-0.
Hasil ini tentu saja menjadi sebuah pencapaian hebat Indonesia di ajang sepak bola amputasi.
Kepada Depost Network, Aditya mengaku senang dengan hasil yang diraihnya bersama teman-temannya.
“Terima kasih teman-teman, pelatih hingga orang-orang yang sudah memberikan dukungan untuk kita hingga akhirnya bisa juara di ajang ini,” kata Aditya.
Meski sudah mendapatkan gelar juara, namun ia bertekad akan selalu memberikan yang terbaik untuk Indonesia.
“Terus upgrade kualitas dan terus, terus memberikan yang terbaik dong untuk Indonesia,” ujar Aditya.
Baca juga: Legenda Persib akan Hadapi Borussia Dortmund, Ini Jadwalnya
Saat ditanya mengapa dia tetap bermain sepak bola meski telah kehilangan satu kaki, Aditya memberikan jawaban sederhana.
“Sepak bola adalah panggilan jiwa, saya cinta sepak bola,” kata Aditya singkat.
Mantan pemain Persib Bandung U-17 itu mengatakan bahwa hidupnya tidak bisa dipisahkan dari sepak bola.
Penggemar berat Lionel Messi dan Neymar. Jr itu berharap dirinya selalu bisa bermain bola, juga dia berpesan agar teman-teman lain bernasib seperti dirinya tetap semangat terutama dalam berkegiatan olahraga.
Seperti diketahui, pada tahun 2019, Aditya yang merupakan eks Pemain Persib Bandung itu harus kehilangan satu kaki.
Hal tersebut didapatnya setelah cedera parah yang dialaminya pada tahun 2017.
Cedera itu bermula ketika dirinya ditekel keras oleh kiper lawan dalam pertandingan persahabatan antar kampus UIN Bandung vs UNPAD.
Tulang keringnya parah, namun akibat penanganan yang kurang maksimal membuat cederanya semakin parah hingga akhirnya harus jalani amputasi. (Dikki Wahyu Afandi)
Baca juga: Asal Usul Wisata Situ Patenggang di Jawa Barat, Konon Terdapat Hutan Larangan
