DEPOSTBALI-, Dua kereta api yang tengah melaju dari arah yang berbeda bertabrakan di petak jalan rel antara Stasiun Haurpugur-Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jumat 5 Januari 2024 sekitar pukul 06.00 WIB. Hanya berjarak 500 meter dari stasiun Cicalengka.
Kereta api yang tabrakan secara head to head itu adalah KA Turangga, Kereta Api lintas selatan Pulau Jawa dengan KA Commuter Line Bandung Raya.
Belum diketahui berapa korban jiwa dan korban luka yang tumpah akibat peristiwa tersebut.
Informasi sementara dari Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo korban meninggal akibat kecelakaan itu sebanyak tiga orang.
"Masinis, asisten masinis dan pegawai kereta," katanya.
Dia menambahkan, semua penumpang kedua kereta yang mengalami kecelakaan dalam kondisi baik, dan kini sedang dalam proses evakuasi.
"Kami (polisi) beserta Basarnas, Damkar, Dinkes, masih melakukan upaya-upaya, dan kami membuat garis perimeter aman agar masyarakat tidak ada yang mendekat ke TKP," ujar Kusworo.
Sebagaimana diketahui, kecelakaan kereta api atau acap disebut peristiwa luar biasa hebat (PLH) adalah kejadian tabrakan antar kereta api, anjlok, terguling, atau terbakar.
Untuk kasus tabrakan kereta api head to head yang paling fenomenal, bahkan sampai di filmkan, adalah tragedi Bintaro, TKP kecelakaannya di kawasan Pondok Betung, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Peristiwa itu juga terjadi pagi hari tepatnya 19 Oktober 1987 pukul 06.45 WIB. Antara KA 225 Lokal Rangkas Bitung melawan KA 220 Patas Merak.
Kecelakaan itu disebabkan kesalahan kepala Stasiun Kebayoran yang memberangkatkan KA 220 tanpa memberitahu kepala Stasiun Sudimara, karena persilangan kedua kereta itu adanya di Stasiun Sudimara.
Akibat kecelakaan itu, 156 orang meninggal dunia, dan lebih dari 300 orang terluka.
Beberapa tahun kemudian tepatnya 2 November 1993 sekitar pukul 11.30 WIB juga terjadi peristiwa tabrakan head to head antar kereta api rel listrik di daerah Ratu Jaya, Depok. Yang belakangan dikenal dengan insiden kecelakaan kereta api Ratu Jaya 1993.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya 7 Februari 1998, dua kereta api Parahyangan dari arah berlawanan bertabrakan di Stasiun Sadang. 52 penumpang terluka.
Baca juga: Indonesia Kirimkan 14 Wakil di Malaysia Open 2024, Ini Daftar Pemainnya
Setelah itu, pada 25 Desember 2001, sekitar pukul 04.33 WIB, kereta api Empu Jaya dengan nomor perjalanan 146 menabrak Kereta api Gaya Baru Malam Selatan dengan nomor perjalanan 153, yang sedang menunggu bersilangan di jalur 3 emplasemen Stasiun Ketanggungan Barat, Brebes.
Tabrakan tersebut terjadi dikarenakan KA 146 melanggar sinyal masuk stasiun Ketanggungan Barat yang beraspek merah (tanda bahwa kereta harus berhenti).
Peristiwa ini mengakibatkan 31 orang tewas dan 53 lainnya luka berat termasuk masinis dari KA 146.
Setelah itu juga ada insiden tabrakan dua kereta api yang terjadi tanggal 14 April 2006, pukul 02.15 dini hari di Grobogan.
Kereta api Kertajaya dengan masinis Nurhadi bertabrakan dengan kereta api Sembrani dengan masinis Muhadi. Sebanyak 14 orang tewas.
Bermula dari KA Kertajaya yang masuk ke Stasiun Gubug dari arah Jakarta. Saat itu, Kertajaya masuk di Jalur 1. KA Gumarang kemudian masuk ke Stasiun Gubug di jalur 2.
Setelah Gumarang melintas, seperti tidak sabar, KA Kertajaya beranjak keluar stasiun dan masuk ke jalur 2. Padahal, saat itu KA Kertajaya belum diberi aba-aba untuk jalan.
Ketika KA Kertajaya masuk ke jalur 2 tiba-tiba KA Sembrani dengan masinis Muhadi datang dari arah Jakarta dengan kecepatan tinggi, dan tabrakan hebat pun tak dapat dihindari.
Kedua lokomotif yang bertabrakan, yakni CC 201 135R (KA Kertajaya) dan CC 203 39 (KA Sembrani) mengalami kerusakan parah dan nyaris tak berbentuk, lokomotif CC 201 135R kemudian di mutasi ke Sumatera pada 2007.
Masuk Jurang
Setelah itu juga ada peristiwa kereta api masuk jurang, yang terjadi tanggal 21 April 2007, 03.25, kereta api Serayu jurusan Senen-Kroya anjlok di Cilengkrang, Cibatu, Garut, Jawa Barat.
Sebanyak tiga gerbong jatuh ke jurang sedalam 30 meter yang ada di pinggiran rel kereta. 40 orang terluka serta 6 orang lainnya luka berat.
Masih soal kereta api masuk jurang juga ada peristiwa tanggal 24 Oktober 1995, pada pukul 00.10 WIB, dua gabungan kereta api Kahuripan dan kereta api Galuh anjlok di daerah Kadipaten, Tasikmalaya, tepatnya di daerah Trowek (sekarang sekitar Stasiun Cirahayu).
Kejadian ini mengakibatkan rangkaian kereta masuk jurang serta dua buah lokomotif, CC 201 05 dan CC 201 75R mengalami kerusakan parah dan harus menjalani perbaikan besar-besaran. yang juga merenggut Korban tewas dan luka-luka berada pada kereta yang masuk jurang. (Aris)
Baca juga: Ini dia Hal yang Memengaruhi Penuaan pada Kulit Anda