Kondisi Tubuh Kenapa Bisa Ketindihan, Simak Penjelasannya

LifeStyle —Rabu, 18 Oct 2023 10:37
    Bagikan  
Kondisi Tubuh Kenapa Bisa Ketindihan, Simak Penjelasannya
foto:detikhealt

DEPOSTBALI-, Ketindihan merupakan suatu kondisi yang pernah dialami semua orang, di mana sebagian orang mengira sebagai keadaan supranatural.

Faktanya ketindihan merupakan suatu keadaan yang bisa dijelaskan secara ilmiah dan memiliki faktor penyebabnya.

Mengutip dari berbagai sumber, ketindihan adalah suatu kondisi di mana seseorang dengan perasaan sadar tetapi tidak mampu bergarak.

Hal ini terjadi ketika seseorang melewati tahap antara terjaga dan tidur.

Tubuh mungkin dapat bergerak atau berbicara selama beberapa detik hingga beberapa menit. Beberapa orang mungkin juga merasakan tekanan atau perasaan tercekik.

 

Faktor penyebab ketindihan

Para peneliti menyakini hal itu sebagai elumouhan tidur yang disebabkan oleh terganggunya siklus pergerak mata cepat, karena hal ini sangat besar terjadi saat orang memasuki atau keluar dari tidur Rem.

Baca juga: Ini Dia Alasan Mengapa Kita Sering Merasa Insecure dengan Pencapaian Orang Lain

Pada tahap tersebut otak biasanya melumpuhkan otot-otot sehingga tidak dapat mewujudkan mimpinya. Namun selama kelumpuhan tidur, orang yang tidak alami keadaan terjaga atau setengah terjaga sehingga sadar bahwa tidak dapat bergerak.

Saat tidur, tubuh bergantian antara tidur REM (rapid yey motion) dan NREM (nonrapid eye motion). Satu siklus tidur REM dan NREM berlangsung sekitar 90 menit.

Tidur REM terjadi pertama kali dan memakan waktu hingga 75% dari keseluruhan waktu tidur.

Kesimpulannya kondisi ketindihan bukanlah disebabkan oleh setan tau hantu melainkan kondisi kamu terbangun disaat semua otot-otot berhenti bekerja sehingga kamu dapat bergerak atau berbicara

Kondisi ini disebabkan oleh banyak hal seperti, narkolepsi, pergeseran waktu kerja, kurang tidur dan aonea tidur obstruktif.

Ketindigan memiliki gejala seperti, kelumpuhan pada anggota tubuh hingga tidak mampu berbicara, rasa tercekik, halusinasi, takut, panik, ketidakberdayaan, dan tekanan ditenggorokan, dan kantuk di siang hari yang mungkin merupakan tanda narkolepsi. (wdyqrrtlan)

Baca juga: STY Tegaskan Ada Rotasi Pemain Timnas Indonesia,Leg 2 Kualifikasi Piala Dunia 2026

Editor: Widya
    Bagikan  

Berita Terkait