DEPOSTBALI,- “Nurut sampe Dela isok selamet, uwtowo, nyowo koem koen, ra bakal selamet, podo karo Dela (Nurut sampai dela bisa selamat, atau nyawa kalian-kalian tidak akan selamat. Sama sepeti Dela).”
Sri dan Dini masih diam sembari mendengarkan, “Santet Sewu Dino iki jenenge, santet gur mateni sak garis keluarga nganggo mateni sukmone tekan anak Ragil, keluarga Atmojo, wes nduwe musuh nang ndi nang ndi, dadi asal muasal kabeh iki, tekan lengahe aku, ngawasi keluarga iki, ela, gak tak songko bakal dadi target santet iki.”
(Santet seribu hari itu namana, santet yang bsa membunuh garis keluarga besar melalui sukma anak terakhir/keturunan terakhir. Keluarga Atmojo sebenarnya sudah memiliki musuh dimana-mana. Jadi, asal mula semuanya berasal dari sini, saya sudah lengah mnegawasi keluarga ini, saya tidak pernah menduga sebelumnya bila Dela akan menjadi korban santet model seperti ini, dikarenakan, santet ini adalah santet untuk para pendosa yang juga akan menghabisi keluarga yang mengirim santet ini).
Suara mbah Tamin terdengar keras, menahan dendam kesumat atas insiden ini. “Media kaneggo santet ini, macem-mavem, salah sijine gawe boneka sing di isi rambut sing kepingin fi entekno keluarganem nasib’e Dela, sak iki, di tentuno nang ndi boneka iki sak iki.”
Baca juga: Daftar Wakil Indonesia yang Akan Berlaga di Australia Open 2022
(Media yang digunakan santet ini bermacam-mavam, salah satinaya melalu boneka yang diisi rambut-rambut keluarga yang ingin dihabisi, nasib Dela sekarang ada di boneka ini).
“Masalahe, aku ra isok nggolek nang ndi kae boneka iku di Tandor (Masalahnya, saya tidak tahu dimana saja boneka ini ditanam).”
“lan onok piro, aku gak eroh (dan ada berapa saya tidak tahu).”
“Boneka sing mk temoni, iku salah sijine boneka sing tau tok temokno nang omah iki. Aku sengojo nandor nang kunu, ben engkok, nek waktune, isok di gawe ngeringano beban lorohe Dela”.
(Boneka yang kamu temukan, adalah salah satu dari boneka yang saya temukan di rumah ini. Saya sengaja menanam boneka itu di sana. Biar nanti, saat waktunya tepat bisa digunakan untuk meringankan beban sakit DELA).
“Iling, ben bengi aku wes ngilingno awakmu ojok mbukak lawing tapi awakmu jek nambeng (ingat saya mengingatkan kamu jangan membuka pintu, tapi kamu tidak mendengarkan).”
“Asline, keluarga sing ngirim santet iki,jek goleki Dela, sak durunge banaro ketemu Sengartutih, Dela gak bakal isok mati.”
(sebenarnya, keluarga yang mengirim santet ini, masih mencari dimana keberadaan Dela. Itulah alasan kenapa saat menyembunyikannya disana, karena tempat itu terlalu ramai untuk mencari keberadaan Dela. Karena, Dela tidak akan bisa meninggal bila sang Banarogo belum bertemu dengan sengartutih, Dela belum bisa mati, secara otomatis, santet ini belum akan menghabisi keluarga Atmojo).* (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)