DEPOSTBALI
Pohon jati memang kerap kali di sebut salah satu tumbuhan yang sering di jadikan sarang atau tempat berdiamnya mahkluk halus seperti Jin genderewo dan sebagainya.
Begitu juga dengan Hutan jati yang mana disana terdapat banyak pohon jati yang berukuran raksasa tumbuh menjulang.
Wilayah Dusun Cilombang, Banyumas terdapat sebuah mitos yang disebut dengan Mejajaran hantu perempuan penunggu Hutan jati.
Di daerah pesisir Banyumas pada saat Orang-orang di pedesaan menyebut waktu tanggung untuk menjelaskan peralihan waktu ekstrem. Misalnya, tanggung beduk, atau ketika matahari persis di tengah ubun-ubun. Tanggung magrib, atau sandekala, untuk menyebut petang.
Konon, di waktu perantaraan ini lah makhluk misterius bernama mejajaran itu kerap menampakkan diri.
Masyarakat Jawa terbiasa memperingatkan anak-anaknya untuk menghentikan waktunya saat “waktu tanggung”.
Baca juga: Tempat wisata di Bali Ini Sangat Menyeramkan
Baca juga: Keindahan Wisata Kebun Kopi Senaru yang Didampingi Dengan Air Terjun
Seperti dibilang di muka, legenda Mejajaran telah menjadi cerita rakyat yang dituturkan nyaris di semua desa pinggir hutan wilayah Banyumas. Pun di desa Cingebul, Lumbir.
Di desa ini membentang Sungai Dermaji yang sekaligus menjadi batas dengan Kabupaten Cilacap. Sama seperti di Cilombang, di Cingebul pun berkembang cerita rakyat soal Mejajaran.
Yang Deskripsi penampakannya pun sama, perempuan tanpa lekuk di bawah hidung, dan tanpa tungkai kaki.
Di sebelah selatan desa ini, ada hutan masyarakat yang dulu dikenal angker. Yakni, Mbalekambang, Pekajaran dan Karanglo.
Di tiga hutan ini lah, Mejajaran konon kerap menampakkan diri.
Dalail, seorang petani yang juga ketua RT di Dusun Karangreja bercerita, nun di suatu hari, ada seorang penjala ikan di Sungai Dermaji yang tidak seperti biasanya begitu banyak berhasil menangkap ikan. Ikan begitu mudah terperangkap di jaringnya.
Baca juga: Mitos Asal Usul Tuyul yang Masih Melekat di Masyarakat
Baca juga: Keindahan Pantai dan Alam yang Ada di Bali, Wajib Kalian Kunjungi
Menjelang tengah hari, ia beristirahat di pinggiran sungai. Ia pun membuka bekal makannya. Lelah dan lapar, ia makan dengan lahapnya
Saat itu lah, tiba seorang perempuan yang langsung mengarah ke wadah ikan yang disebut kepis. Lantas, si perempuan mengambil ikan dalam jumlah yang menurut si penjala terlalu banyak.
Perempuan itu tampak tenang mengambil ikan, seperti miliknya sendiri. Dan ia tetap menunduk. Sebagian wajahnya tertutup uraian rambutnya panjangnya.
Si penjala ikan pun gusar. Ia langsung menegur sosok perempuan ini, boleh minta ikan tapi jangan banyak-banyak Mendadak, si perempuan menengadah. Si penjala kaget. Dilihatnya, satu ikan mentah berada di mulut dengan wajah belepotan darah segar. "Daripada tek kletak ndasmu," ucap si perempuan, dingin. Ini adalah sebentuk ancaman. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, itu berarti "Daripada saya keletak kepalamu,".
Baca juga: Resep Makanan Khas Bali, yang Wajib Kalian Coba Dirumah
Baca juga: Teh Hijau Ini Selain Untuk Diet, Ternyata Masih Banyak Manfaatnya loh!
Si penjala saat itu mulai sadar dan langsung lari tunggang langgang meniggalkan jala serta hasil tangkapan yang dia dapatkan.
Benar atau tidaknya Legenda Mejajaran ini Wallahu A'lam.