TAGS seram
Sewu Dino Bagian 16: Ikatan Tali Hitam
Sri memeriksanya, rambut hitam itu panjang, melilit boneka. Tepat ketika akan membukanya, tiba-tiba terdengar suara cekikikan yang membuat Sri terdiam sejenak,
Sewu Dino Bagian 15: Pohon yang Menyaramkan
Sri terdiam, ia tiba-tiba berpikir, apa mbah Tamin sengaja membuka keranda itu? Sial, harusnya Sri berpikir bahwa kepergian beliau bukankan suatu yang aneh. Nam
Dampak Pesugihan yang Sering Terjadi
Biasanya korban tumbal yang dikorbankan sesuai dengan perjanjian yang dilakukan pelaku pesugihan dengan sang makhluk gaib. Sang pelaku pesugihan harus memenuhi
Sewu Dino Bagian 14: Senyuman yang Menyeringai
Sejak hari itu, setiap kali berpapasan dengan si Mbah, Sri seperti terguncang. Ia tidak bisa menutupi ketakutannya. Namun, dari cara melihat si mbah tampaknya b
Sewu Dino Bagian 13: Pasak jangor Didalam lemari Tua
Di sana, ia menemukan pasak jagor (boneka isi rumput teki). Bentukannya sudah sangat berantakan akibat di cabik dan di tusuk. Masalahnya Sri tahu benda apa itu.
Sewu Dino Bagian 12: Nisan yang Tertulis Nama "Atmojo"
Pagi itu, di sekitar pondok ada kabut tebal menutupi seluk beluk hutan, membuat pandangan mata terbatas, sejak fajar menyingsing. Sri dan Dini sudah ada di sumu
Sewu Dino Bagian 11: Ribuan Makhluk Aneh yang Berkepung
Mbah Tamin duduk di teras rumah. Kegelapan hutan benar-benar mencekam kala itu. Sri dan Erna berdiri menunggu sebelum mbah Tamin menunjuk sesuatu di pepohonan.
Sewu Dino Bagian 10: Sosok Dibalik Kain Putih
Hanya Sri dan Erna yang memandang hal itu dengan ngeri. Sri mendekat perlahan, seakan ingin melihat lebih dekat apa yang orang tua itu lakukan. Lalu, tiba-tiba
Sewu Dino Bagian 9: Ketukan Pintu yang Misterius
Sri jadi imgat cerita bapaknya di kampong. Bahwa santet bukanlah hal baru di sini. Namun untuk melaksanakan santet dibutuhkan kebencian yang melebihi akal
Sewu Dino Bagian 8: Anak Kelahiran Kliwon
Sri tidak percaya dan selalu menyangkal ucapan itu. Sri terus membasuh Dela, sampai ke tangannya yang penuh dengan luka borok. Sri terdiam,