DEPOSTBALI- Bali merupakan tempat istimewa dengan keberagaman suku dan tradisi yang masih kental di pegang teguh oleh masyarakt
Salah satunya adalah tradisi Mejarag yang menggamabrkan ekspresi rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi Wasa.
Tradisi memang menjadi salah satu daya tarik pulau ini selain tempat wisatanya yang banyak sekali.
Kebudayaan Bali sendiri mendapat pengaruh Hindu yang kuat akibat runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad ke-15.
Seiring dengan menguatnya agama Islam yang terjadi di pulau Jawa, maka sejumlah rakyat Majapahit memilih untuk berpindah dan melestarikan kebudayaannya di Bali.
Indoensia yang memiliki banyak suku dan keberagaman kebudayaan juga menjadikan tradisi di Bali sebagai daya tarik wisatwan asing, namun juga memikat wisata nusantara
Baca juga: Resep Roti Sobek Keju dengan Tekstur yang Lembut
Mejarag merupakan salah satu tradisi yang berada di Banjar Sebatu, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Tradisi ini juga biasa dikenal sebagai Tradisi Nuuh.
Tradisi Mejarag ini biasa diselenggarakan setiap setahun sekali. Tujuan diadakannya Tradisi Mejarag yakni sebagai ungkapan rasa syukur atas kesuburan yang telah diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Prosesi Tradisi Mejarag
Upacara tradisi ini biasanya dilakukan di waktu sore hari, setelah semua sesajen atau haturan lengkap berada di Pura.
Setelah menjalankan persembahyangan, masyarakat terutama anak-anak muda kemudian bersiap-siap untuk melakukan Tradisi Mejarag. Mereka nantinya harus melepas baju atau telanjang dada ketika mengikuti tradisi budaya ini.
Selanjutnya anak-anak muda yang mengikuti Mejarag tersebut akan ditig-tig (dipecut) menggunakan lidi yang telah diucapkan doa sebelumnya.
Itulah beberapa penjelasan tentang tradisi mejarag di Pulau Dewata Bali- RS