Marry Christmas 25 Desember 2023, Berikut Sejarah Singkat Hari Natal hingga Makna Perayaannya

LifeStyle —Senin, 25 Dec 2023 19:37
    Bagikan  
Marry Christmas 25 Desember 2023, Berikut Sejarah Singkat Hari Natal hingga Makna Perayaannya
Ilustrasi foto unsplash / Anthony Cantin

DEPOSTBALI-, Banyak hal yang dinantikan pada bulan Desember, selain merayakan datangnya tahun baru, momen hari Natal juga menjadi salah satu yang paling ditunggu bagi umat Nasrani.

Umat Kristiani merayakan Natal untuk memperingati kelahiran Yesus. Biasanya, mereka bertukar hadiah, mendekorasi pohon natal, misal di gereja, berbagi makanan dengan keluarga dan teman, hingga menunggu kedatangan sinterklas. Di Amerika Serikat, Hari Natal telah menjadi hari libur federal sejak 1870.

Bagi kamu yang belum tahu perayaan Natal, simak penjelasan berikut sampai selesai mengutip dari berbagai sumber.

 

Sejarah Singkat Natal

Melansir dari laman Voice and Vision, asal-usul perayaan hari Natal berasal dari budaya pagan dan Romawi.

Bangsa Romawi sebenarnya merayakan dua hari libur di bulan Desember.

Yang pertama adalah Saturnalia, yang merupakan festival dua minggu untuk menghormati dewa pertanian mereka, Saturnus.

Lalu pada tanggal 25 Desember, mereka merayakan kelahiran Mithra, dewa matahari mereka.

Kedua perayaan itu adalah pesta yang dilakukan dengan minum dan mabuk-mabukan.

Selain itu, diketahui bahwa bulan Desember, merupakan waktu di mana dunia begitu terasa gelap.

Oleh karena itu, penganut budaya pagan melakukan tradisi menyalakan api unggun dan lilin untuk terhindar dari kegelapan.

Baca juga: Fakta Menarik Tentang Jingle Bells yang Mungkin Belum Kamu Ketahui

Bangsa Romawi pun juga memasukkan tradisi ini ke dalam perayaan mereka sendiri di bulan Desember.

Selain itu, kebiasaan dari penganut budaya pagan dan bangsa Romawi lainnya, adalah dengan menghiasi rumah mereka dengan pohon cemara hijau, lalu ditambahkan perintilan lainnya.

Budaya pagan menghias rumah dengan pohon cemara hijau bertujuan untuk mengantisipasi musim semi yang akan datang.

Mereka menganggap bahwa pohon cemara memiliki kekuatan khusus, karena dapat tetap berwarna hijau cerah meski berada di musim dingin.

Bangsa Romawi sendiri, menghiasi kuil mereka dengan pohon cemara yang bertujuan untuk menghormati dewa mereka.

Ketika penganut agama Kristen menyebar ke seluruh Eropa, pendeta Kristen tidak dapat mengekang kebiasaan maupun perayaan pagan tersebut dan bangsa Romawi tersebut.

Karena tidak ada yang tahu tanggal lahir Yesus secara pasti, maka mereka pun mengadaptasi ritual pagan dalam perayaan hari kelahiran Yesus.

 

Perayaan dan Makna Natal

Umat Kristiani berbagi kasih di momen Natal. Natal dirayakan dengan meriah. Ada lagu Natal, ornamen hingga pohon Natal di gereja-gereja, pusat perbelanjaan hingga perkantoran.

Natal juga identik dengan sosok Sinterklas yang digambarkan sebagai kakek bertubuh tambun, ramah, berjanggut putih dan berkacamata.

Ia mengenakan topi dan setelan hangat berwarna merah dengan kerah bulu-bulu putih. Ia juga membawa tas besar berisi hadiah untuk anak-anak baik.

Meski demikian, Natal tetap berfokus pada rasa syukur kepada Tuhan. Makna yang terpenting dalam Natal lebih kepada kelahiran Yesus.

Kelahiran Yesus diyakini sebagai bentuk kasih sayang Tuhan kepada hamba. Yang mana Tuhan menginginkan hamba bisa diselamatkan dari dosa-dosa. (siskasptn)

Baca juga: Heboh Rumor Perceraian, Dituding Selingkuh dengan Teuku Ryan Ini Pembelaan Celia Thomas

Editor: Widya
    Bagikan  

Berita Terkait