Chefchaouen, Permata Biru di Ujung Afrika (Bagian 1)

Hiburan —Sabtu, 29 Jan 2022 13:51
    Bagikan  
Chefchaouen, Permata Biru di Ujung Afrika (Bagian 1)
sumber foto - Diah Suhandi

DEPOSTBALI-Hijaunya pepohonan, gunung dan lembah yang cantik serta keledai dan kambing-kambing ternak yang asyik menikmati luasnya padang rumput menghiasi pemandangan sepanjang perjalanan kami menuju destinasi impian yaitu kota Chefchaouen. Chefchaouen atau Chaouen adalah sebuah kota yang bertengger indah di Pegunungan Rif di wilayah barat laut Maroko.  Keunikan dan nilai historis yang dimiliki Chefchaouen menjadi magnet yang menarik banyak pelancong untuk menjelajahi kota ini. Berada di wilayah utara benua Afrika dan dikenal karena bangunan-bangunannya yang berwarna biru dan berusia ratusan tahun menyempurnakan Chefchaouen sebagai salah satu kota paling cantik di Maroko. 

Bangunan dan rumah penduduk di kota ini belum sepenuhnya berwarna biru di awal berdirinya pada tahun 1471. Kebiasaan mengecat bangunan dengan warna biru baru terjadi saat penduduk kota mulai  menerima masuknya orang-orang Yahudi yang melarikan diri dari inkuisisi Spanyol untuk menetap di Chefchaouen pada tahun 1492. Orang Yahudi tersebutlah yang membawa tradisi mengecat bangunan dengan warna biru yang konon memiliki arti filosofis sebagai langit dan surga.

Pada dasarnya, semua kota yang kami kunjungi di Maroko memiliki ciri khas dan keunikannya sendiri, yang membuat kota-kota tersebut istimewa. Menapaki kota tua Chefchaouen seakan-akan kita terbawa menjelajah waktu ke masa lalu. Mulai dari mobil-mobil tua yang berseliweran di jalanan Chefchaouen, suasana Kasbah atau alun-alun kota dengan jalanan terjal bebatuan serta gang-gang sempit diantara rumah penduduk membuat kami excited sekali menjelajah kota tua ini, belum lagi lalu lalang keledai pengangkut barang melewati jalanan di sudut-sudut kota, semuanya klasik mengingatkan kita kepada film-film tentang suasana di abad pertengahan.

Baca juga: Bahasa Gaul Berbentuk Angka 143 dan 831, Apa Artinya?

Baca juga: “Ben & Jody”, Kisah Lain Filosofi Kopi

Atmosfir Andalusia sangat terasa dengan kental di jantung Medina atau kota tua. Gaya rumah khas Andalusia ini bisa dilihat dari kebanyakan  rumah penduduk yang kaya akan elemen dekoratif seperti pada dinding rumah, keramik ubin, serta kehadiran taman mungil yang menghiasi ruangan tengah di hampir setiap rumah. Banyak penduduk di Medina menyewakan rumah mereka kepada para pelancong. Rumah-rumah penduduk yang disewakan tersebut dikenal dengan sebutan “Riad”.

Pengalaman menginap di Riad menjadi salah satu kenangan paling berkesan selama mengunjungi Maroko. Rumah-rumah di Chefchaouen memiliki  desain pintu yang sangat beragam akan tetapi memiliki warna yang sama, yaitu biru. Hal ini semakin menambah keunikan dari Chefchaouen yang ternyata dikenal sebagai kota penghasil utama ganja di Maroko.*(bersambung)  -Diah Suhandi 

(Penulis, Diah Suhandi, pecinta traveling yang sering melakukan perjalanan luar ataupun dalam negeri.  Penulis juga pemilik dari maliQa Travel Consultant.  Informasi lebih lanjut bisa klik Instagram @dididididoy19)

Baca juga: Bahasa Gaul Berbentuk Angka 143 dan 831, Apa Artinya?

Baca juga: “Ben & Jody”, Kisah Lain Filosofi Kopi


Editor: Admin
    Bagikan  

Berita Terkait