DEPOSTBALI,- Prof Dr Mochtar Kusumaatmadja, Orang Sunda yang menasional dan mendunia. Pengusulan Prof Dr Mochtar Kusumaatmadja sebagai pahlawan nasional semakin mengerucut dengan persetujuan dari Pemerintah Pusat namanya disematkan pada jalan layang nasional Pasupati di Kota Bandung. Pemerintah Provinsi Jabar mendukung civitas akademika Universitas Padjadjaran sebagai inisiator mengusung penggagas Wawasan Nusantara sebagai pahlawan nasional.
Ada beberapa alasan mengapa beliau diusulkan sebagai pahlawan nasional dari Sunda. Mochtar Kusumaatmadja adalah asli orang Sunda, ayah dan ibunya adalah orang Sunda secara genetiologis. Jika diperhatikan jejak-jejak selanjutnya, Mochtar Kusumaatmadja adalah Sunda secara sosial budaya. Kurang lebih 41 tahun mengabdi sebagai dosen Universitas Padjadjaran (Unpad) atau sejak tahun 1958, hingga 1 Maret 1999.
Setelah berhenti dari dosen, Mochtar menjadi dosen purnabakti Unpad selama kurang lebih 22 tahun atau sejak 1 Maret 1999 hingga wafat tanggal 6 Juni 2021. Sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian yang luar biasa dari Mochtar Kusumaatmadja pada tanggal 2 Januari 2009, Rektor Unpad Ganjar Kurnia meresmikan Gedung Perpustakaan Hukum dengan nama Mochtar Kusumaatmadja.
Baca juga: Kiprah Mochtar Kusumaatmadja Bagi Bangsa Indonesia (Bagian-1)
Sebagai akademisi, kontribusi Prof Mochtar juga dibuktikan dengan ratusan karya ilmiah yang dibuat baik dalam kesempatan dalam pertemuan-pertemuan baik pertemuan nasional dan internasional yang nanti akan disampaikan dalam proses pengusulan Pahlawan Nasional.
Prof Mochtar Kusumaatmadja juga dikenal sebagai budayawan, pencinta, praktisi dan pemikir kebudayaan daerah dan nasional. Mochtar juga penggagas diplomasi melalui kebudayaan yang luar biasanya melakukan internasionalisasi kebudayaan daerah melalui Pameran Kebudayaan Indonesia Amerika Serikat (KIAS).
Setiap bertemu dengan orang Jawa Barat, Prof Mochtar selalu menggunakan bahasa Sunda dan berbicara dengan sangat halus. Mochtar sangat mencintai kebudayaan daerah dan kebudayaan Sunda serta konsisten menggunakan bahasa Sunda sebagai salah salah satu bahasa komunikasi.
Istimewa, karena selain menjaga bahasa ibunya, Prof Mochtar juga seorang multilingual karena fasih berbahasa Inggris, Prancis, Belanda, dan Jerman.* (bersumber dari siaran pers / TISHA S. KANILAH)
Baca juga: Komitmen Danamon dan Adira Finance, Hafid Hadeli Bergabung dengan Danamon