Efek Perang Rusia vs Ukraina, Pengrajin Rotan Di Cirebon Jadi Sepi Orderan

News —Jumat, 15 Sep 2023 10:49
    Bagikan  
Efek Perang Rusia vs Ukraina, Pengrajin Rotan Di Cirebon Jadi Sepi Orderan
Castika (kanan) bersama sang istri Tunggal, berharap perang segera berakhir dan semua akan kembali seperti biasa. (Depost Network / Siska Septiani, Dikki Wahyu Afandi)

DEPOSTBALI-, Efek perang dahsyat antara Rusia vs Ukraina ternyata tidak hanya berdampak di kawasan Eropa saja, namun pengrajin rotan di Cirebon juga ikut merasakan dampaknya.
Efek perang Rusia vs Ukraina ke pengrajin Cirebon dikatakan cukup berdampak signifikan.
Hal tersebut disampaikan oleh Castika salah seorang pengrajin rotan di Sentra Pengrajin Rotan Desa Tegalwangi, Cirebon.
Kepada Depost Network, ia mengatakan bahwa akibat efek perang kedua negara tersebut, harga angkutan kontainer mengalami kenaikan hingga 2 kali lipat. Hal itu juga membuat penjualan menurun.
“Karena perang Rusia vs Ukraina itu, jadi mungkin kontainer jadi rawan yah, harganya naik 2 kali lipat, para ekportir jadi menahan diri duru,” kata Castika Kamis 14 September 2023.
Namun fakta menarik lain diungkap oleh Castika. Selama Covid-19 yang terjadi antara tahun 2020 hingga 2021, justru penjualan meningkat.
“Kalau Covid justru ramai mas, tapi pas perang jadi sepi,” kata Castika.
Kini ia bersama 15 karyawannya mengerjakan berbagai pesanan lokal. Untuk ekspor mereka menunggu waktu yang bagus.

Baca juga: dr. Zaidul Akbar, Memberi Tahu Cara Menghilangkan Kecanduan Gula
“Semoga perangnya berakhir,” kata istri Castika, Tunggal menambahkan.
Tidak hanya gegera perang Rusia vs Ukraina, persaingan harga juga hadirnya marketplace menjadi faktor lain lesunya usaha di sentra pengrajin rotan.
Saat ini, hampir semua masyarakat di sentra pengrajin rotan mengalami penurunan penjualan alias sedang lesu order.
Hal itu juga berdampak pada perekonomian masyarakat yang bergantung pada rotan industri.
“Ya karena sepi order yah gak ada kerjaan lain ya nganggur, kalau kerja emang mau ke mana lagi,” katanya.
Mereka berharap agar kedepannya pemerintah setempat dapat memperhatikan nasib dari pengrajin rotan.
Sedikit juga beberapa pabrik di kawasan tersebut tutup karena sepinya pesanan. Saat ini mereka hanya bisa berdoa, semoga kedepannya situasi kembali membaik dan keadaan kembali normal seperti biasa. (Dikki Wahyu Afandi)

Baca juga: Indonesai Maju ke 16 Besar Hong Kong Open 2023,Sebanyak 13 Pebulutagkis

Editor: Widya
    Bagikan  

Berita Terkait